Pages

Saturday, July 28, 2012

Traveling. Familytrip (Part III)


Day 5 270612

Rencananya kami akan meninggalkan penginapan pada pukul 2 dinihari agar dapat melihat sunrise di Bromo. Tapi realitanya kami baru berangkat pada pukul 3. Udara dingin langsung menyerang kulit kami dan mengharuskan kami menggunakan pakaian berlapis serta jaket tebal. Suasana sekitar penginapan memang sejuk dan cenderung dingin, membuat orang-orang malas untuk mandi. Ketika azan subuh berkumandang, kami berhenti di mushola pinggir jalan. Udara benar-benar sangat dingin, apalagi air wudhunya. Langit masih ditaburi bintang, membuat kami serasa di planetarium. Benar-benar indah ! melanjutkan perjalanan, tiba-tiba kami dicegat oleh sekelompok orang. Ternyata mereka menawarkan mobil jeep untuk digunakan mendaki bromo. Dengan tarif 350 ribu rupiah per mobil, kami menyewa 2 buah jeep. Dengan jeep tersebut kami melanjutkan mendaki bromo. Pemberhentian pertama kami adalah penanjakan 2. Sayangnya kami terlambat untuk melihat sunrise sehingga kami tidak menuju penanjakan 1. Tapi dari penanjakan 2 pun, pemandangan indah sudah banyak terlihat. Awesome !
Ini view dari penanjakan 1. Mana yang bromo coba tebak?
Jeep kembali melaju menurunu beberapa turunan tajam hingga akhirnya sampai di padang pasir. Ada batas kendaraan disitu, sehingga untuk menuju kawah bromo kami harus menggunakan kuda. Hanya ayah, auf, amru, abbas, lu’lu’, dan adik sepupu saya yang menuju kawah. Lainnya menunggu di jeep karena berbagai halangan.
Auf dan Amru, naik kuda ke puncak bromo. KEREN.
Latar belakangnya ini kawah lhoh.
Ayah saya walau sudah tua jiwa pendakinya belum surut, jadilah ia di pucak Bromo :)
Bromo, dibawah ramai orang jualan, keliatan ada tangga tuh buat ke puncaknya.
Yang ini gunung belimbing, karena bentuknya yang mirip belimbing. Terlihat di kawasan bromo.
Puas dengan kawah Bromo, jeep kini melaju ke pasir berbisik. Tak ada bedanya dengan padang pasir yang pertama. Hanya hamparan pasir dimana-mana tentunya dengan pemandangan yang masih sangat menggugah. Dinamai demikian karena pernah ada film yang menggunakan tempat ini dan film itu berjudul Pasir Berbisik.
My Beloved parent, ingin terlihat gagah dengan latar jeep XD
Ini dia pantai berbisik, hamparan pantai yang tak benar benar berbisik.
Yah demikianlah. Lanjut melihat savanna dan bukit teletubbies. Bukit rerumputan. Karena kami semakin cape dan hari semakin siang, akhirnya kami berbalik arah perjalanan, dengan masih menggunakan jeep. Ngantuk, dan tertidur sehingga kepala saya sempat pusing karena terantuk atap jeep yang lumayan keras. Jeep sempat berhenti di pinggir jalan, karena pemandangan kali ini jauh lebih indah dari sebelumnya. Awan berada di bawah kami! Di ketinggian berapakah kami? Entah.
Bukit teletubbies, karena bentuknya mungkin dinamai seperti itu. Amazing :)
Anak anak berlari, tak kenal lelah.
Awan dibawah kami, dan ini sangat keren~

Kembali ke penginapan pada pukul 12 siang. Ayah dan Om saya yang cape menyupir lebih memilih beristirahat. Sedangkan adik-adik saya memilih berenang di kolam Wisata Agro tersebut. Haha ternyata anak kecil memiliki energy yang sangat berlebih ya. Selanjutnya kami mencicipi bakso Malang yang kebetulan lewat di depan penginapan. Katanya sih enak, tapi sayang saya sedang tertidur :|
Anak kecil yang selalu berlebih spiritnya. Bahagia terpancar di wajah Amru.
Lu'lu' tengah menyantap bakso Malang, konon sedap rasanya.

Pada malam harinya dengan memanggil seorang pemandu dari pabrik, kami mendatangi pabrik teh pada pukul 9 malam. Terdapat sirene aneh setiap pukul segitu, Karena itu menandakan pergantian pekerja didalam pabrik. Yang antusias ke pabrik itu hanya umi saya, lu’lu’, nenek saya, dan om saya. Lumayanlah mendapat pengetahuan bagaimana cara memproduksi teh :)
Ini kunjungan ke pabrik teh di tengah malam.

Day 6 280612

Kami masih di Malang. Selanjutnya kami menuju Batu. Tujuannya sih kami ingin ke Jatim park 2. Sampai di Batu Secret Zoo. Melihat brosur, kami sempat kecewa. Karena kami hanya memiliki waktu singkat disini sedangkan untuk menjelajahi Jatim park 2 diperlukan lebih dari 3 jam. Karena itu, kami hanya mencoba satu wahana dan berbelanja oleh-oleh khas Batu. Lumayanlah saya membeli sebuah kaos.
Didepan hotel di Jatim park II, Pohon Inn
Tak sempat berkunjung lama, foto tetap ada untuk kenangan, setidaknya kami pernah ke tempat ini :p
Malang dari Jatim Park II
Kami mecoba satu wahana, dan siapa kira ternyata ini membuat baju saya basah.
Gunung apa itu? View dari jatim park II :)
Batu secret zoo tampak samping, saya suka desain bangunannya, unik !
Selanjutnya kami menuju Wisata Agro Kusuma. Tidak menginap, kami hanya menuju kebun strawberrynya. Karena adik saya sangat teringin memetik buah sendiri. Dengan paket seorang 39 ribu, kami didampingi seorang pemandu untuk mengelilingi kebun tersebut. Rata-rata tanamannya merupakan tanaman hidroponik.
Saya dan kakak di depan salah satu kebun.
Tanaman yang dikembangkan disini, hidroponik rata rata.
 Dan hasil kebun ini termasuk organic dan tanamannya sudah masuk ke swalayan-swalayan besar. Kami dipersilahkan mencoba jeruk baby-nya secara gratisan lhoh haha. Lalu kami mendapat satu paket tomat-cherry. Di akhir perjalanan mengelilingi kebun kami mendapatkan satu pudding dan jus strawberry. Lalu untuk memetik buahnya kami dipersilahkan menuju kebun bawah, karena kebun yang diatas sedang tidak berbuah. Adik saya sangat senang bisa memetik buah sendiri. Kami dipersilahkan memetik 2 apel dan 4 strawberry. Lumayanlaaah..
Menikmati puding dan jus strawberry sebagai bagian dari paket hehe.
Saya dan Lu'lu', mengabadikan memori kami disana :)
Abbas yang ganteng excited banget kayanya.
"Amru juga ingin memetik buah sendiri"
View dari wisata agro.
Apel Malang yang terkenal itu.
Dilanjutkan lagi perjalanannya, kali ini kami tak lagi menginap di Malang, karena kami harus menuju Yogyakarta. Melewati jalur tengah, kami sekalian menjenguk adik pertama saya yang sedang kursus di Pare, Kediri. Sangat senang bertemu dengan adik saya tersebut. Makan sebentar di warung terdekat. Kemudian lanjut lagi ke jalan raya. Malam semakin larut dan kami telah tiba di Solo. Om saya mengajak makan di salah satu angkringan yang menjual nasi liwet. Lumayan enak lah untuk mengganjal perut ditambah segelas teh hangat.

Sampai di Yogyakarta pada tengah malam kami langsung check-in di Hotel Cakra Kembang, Kaliurang, Yogyakarta. Bersih-bersih dan menuju kasur untuk beristirahat. Semula kami memesan hanya 2 kamar, tetapi karena terlampau malam untuk menginap di rumah sanak saudara, akhirnya kami memesan 4 kamar. Adik perempuan saya, Lu’lu’ mulai tidak enak badan. Kasihaaan.
Hobi berenang apa main air ya.
Day 7 290612

Masih di Kaliurang :) sarapan di restoran hotel. Selesai makan, Amru yang aktif tiba-tiba memegang kaca dibelakangnya. Hanya memegang. Dan tiba-tiba kaca itu pecah ke lantai. Sontak yang ada disitu menoleh ke muasal kejadian. Malu haha. Tetapi sepertinya kayunya memang sudah tua dan petugas langsung datang membereskan. Ada ada saja adik saya itu. Selanjutnya berhubung di depan kamar saya langsung kolam renang, adik-adik saya yang kecil langsung tertarik untuk berenang. Kami mnghabiskan waktu hingga dzuhur  disitu. Besantai sejenaklah menikmati udara Yogya. Sayangnya kami tak lama di kota ini.

Dzuhur hampir masuk waktu dan ini hari Jumat. Karena itu kami berhenti sejenak masjid kampus UGM untuk sholat jumat. Ya sekalian mengenalkan UGM ke saya sedikitlah. Selanjutnya waktu makan siang tiba, dan ayah saya sangat merekomendasikan kami ke Jejamuran. Apa itu? Ya saya baru pertama kali kesini, dan saya tidak menyesal. Semua makanan disini terbuat dari bahan JAMUR. Kalau itu sate, ya berarti sate jamur, dll lah. Kami memesan jamur crispy, sate jamur, jamur penyet, gulai jamur, dan minuman. Sangat enak :) apalagi jika kelaparan. Selanjutnya saya mengunjungi salah satu rumah tante saya, yang biasa saya panggil Bulik Atik. Bercanda dan berbincang, dan akhirnya kami meninggalkan rumahnya pada pukul 4 sore. Ya, kami masih harus melanjutkan perjalanan. Perjalanan kembali ke rumah nenek di Kendal.
Salah satu jamur yang ada di Jejamuran. Unyu~

Day 8 300612

Perjalanan kami mulai menghabiskan waktu seminggu. Dan itu tak menyurutkan semangat kami untuk berjalan-jalan. Tiba di Kendal semalamnya dan menghabiskan semangkuk bakso, esok paginya kami sudah pergi ke pantai. Pantai itu bernama Pantai Sendang Sikucing. Bukan tempat wisata yang ramai dikunjungi oleh wisatawan, tetapi tempat yang asik untuk berenang para adik saya, seperti biasanya. Bermain air, ombak, dan pasir, ekspresi bahagia mereka terluapkan disitu semua. Saya hanya menonton dari kejauhan dan memotret kehidupan ini :)
Sendang Sekucing Beach. Terlihat indah, dan tempat favorit adik adik saya :)

Siangnya saya ayah dan umi saya mengantar kakak saya kembali ke Semarang berhubung minggu depannya ia harus menghadapinya UASnya. Good luck my sis ! makan siang di Waroeng Steak and Shake, yang ternyata enak, murah, dan mengenyangkan. Boleh dicoba kok haha.

Menghabiskan waktu di Kendal

Day 9 010712

Minggu. Sudah saatnya kami kembali ke rumah di Bekasi. Terlebih saya yang belum pulang ke rumah sama sekali dan sangat merindukan rumah itu. Terlebih lagi waktu liburan saya tinggal beberapa hari lagi -_-

Perjalanan pulang ke Bekasi memakan waktu kurang lebih 10 jam pula. Sempat berhenti untuk sholat dan makan siang di RM Mang Yeye Subang.

Dan akhirnya sampai di Bekasi pada pukul 7 malam. Melelahkan, namun memuaskan.

Dan perjalanan sesi ini pun BERAKHIR bahagia. Thanks My Fam <3

Traveling. Familytrip (Part II)


Day 1 230612

Perjalanan dimulai. Untuk menuju destinasi pertama kami, Kendal, kami melewati jalur tengah atau Subang. Perjalanan memakan waktu 12 jam. Kami sempat berhenti untuk sholat maghrib yang di jama’ dengan isya di suatu rest area di daerah Cirebon. Selesai sholat kami pun menyempatkan diri untuk mengisi perut dengan kopi dan pop mie. Sampai di Weleri, rumah nenek kami, jam menunjukkan pukul 00.30, bukannya istirahat adik laki-laki saya malah menonton bola. Ya, kami harus menyiapkan energi untuk hari hari berikutnya.
Sempat memotret senja di Subang
Adik terakhir saya, Amru
Day 2 240612

Perjalanan kali ini menuju Semarang. Berangkat pukul 9 pagi kami menuju Tembalang untuk menjemput kakak tertua saya yang kos disana. Berangkat dengan 2 mobil. Mobil kia Sedona komposisinya masih sama dengan hari kemarin. Sedangkan mobil kia picanto yang sudah didatangkan 2 hari sebelumnya terisi oleh Om, Kakek, Nenek, dan satu adik sepupu saya. Selesai di Semarang, kami menuju Demak. Tujuan akhir perjalanan kali ini adalah Kota Surabaya. Kami memilih jalur utara, karena selain traveling, orangtua saya berniat mengenalkan kepada saya dan keluarga lainnya jalur islamisasi. Di Demak kami berhenti di Masjid Agung Demak dan melihat sekitar selama beberapa saat. Bangunan masjid ini belum berubah dari pertama dibangun, meski sudah ada beberapa pengembangan di sekitar masjid. Saat kami tiba disana azan dzuhur belum berkumandang tetapi di masjid tersebut sedang berlangsung suatu acara, pengajian mungkin. Di samping masjid ada sebuah museum. Sayang, saat itu museum tidak dibuka untuk umum. Di sekitar tempat parker juga banyak pedagang. Yang dijualnya pun khas, seperti tasbih, dan barang lain yang identik dengan islamisasi dulu. Di depan masjid terdapat alun-alun, mungkin milik Kota Demak tersebut.
Masjid Agung Demak
Ini MIRIS (lihat tulisan)
Ada miniatur kapal, menggambarkan bahwa islamisasi masuk lewat pesisir
Jual oleh-oleh khas, Abbas tiba tiba kuat menjatuhkan tasbih segede itu. Haha XD
Perjalanan dilanjutkan. Perut pun sudah berbunyi. Dengan rekomendasi dari temen ayah, kami memberhentikan kendaraan di RM Sarirasa, Kudus. Disitu terkenal dengan garang asamnya. Kami memesan garang asam ayam. Garang asam adalah sejenis makanan seperti pepes ayam tapi berkuah. Satu porsi memuat beberapa potong ayam kampung. Rasa kuahnya sedikit asam karena dipenuhi belimbing wuluh. Sedikit pedas dan sangat nikmat jika dimakan selagi panas. Segar ! dan sedap tentunya :) Kudus merupakan asal salah satu sunan, Sunan Muria.

Kali ini kami melewati Kota Rembang di sore hari. Jalan raya berada persis di samping laut.
Yap ini dia pemandangan di jalan raya yang mempesona.
Laut tepat di sebelah jalan raya.

Bisa dibayangkan betapa indahnya suasana jalan raya ini. Kami melewati beberapa tempat peninggalan Sunan Bonang. Akhirnya, batas antara Jawa Tengah dan Jawa Timur telah dilewati. Welcome Jawa Timur ! Mobil tetap melaju, hari pun mulai gelap. Kami tiba di Babat, Lamongan pada pukul 11 p.m. kurang lebih. Berhenti di salah satu jejeran pedagang makanan. Ya, kami makan di tengah malam agar tidak kelaparan sampai besok. Tiba di Surabaya kira kira pukul 12 p.m. Tadinya ayah hanya memesan 2 kamar di Hotel V3 melalui pemesanan online –beliau sudah merencanakan dengan detail untuk perjalanan kali ini-. Tapi karena sudah kemalaman dan tidak mungkin menginap di rumah Om kami yang ada di kota itu, akhirnya terpesan 3 kamar. Tanpa mampu berbuat apa lagi, kami langsung melepas lelah diatas kasur. Hotel V3 merupakan singkatan dari Veni Vidi Vici sebuah semboyan yang sangat terkenal. Pertama melewati hotel, kami terkejut dan sedikit cemas. Karena disitu terdapat spanduk bertuliskan kurang lebih begini “Hotel V3 hotel mesum, blab la bla”. Setelah mengobrol dengan satpam disitu, akhirnya kami tahu, bahwa pihak hotel sempat bersengketa dengan warga mengenai masalah tanah. Jadi wajar ada beberapa warga yang berontak dan melakukan hal itu. Tapi untuk kebenaran nyatanya silahkan selidiki sendiri. Hotel ini terletak di pemukiman orang Tionghoa. Toh, pada hari kedua kami disitu, spanduk itu sudah dilepas.

Day 3 250612

Tujuan hari ini kami ingin mengenal Kota Surabaya. Pertama kami berkunjung ke rumah salah satu kerabat, yaitu Om Indra yang kebetulan menyetir mobil Kia Picanto. Sarapan terlebih dahulu di restoran hotel dan bersantai sedikit. Di perjalanan kami melewati salah satu makam pahlawan, makam W.R. Supratman, yang membuat lagu kebangsaan Indonesia Raya. Bahkan makamnya saja muncul di satelit GPS yang sangat membantu perjalanan kami. Rumah om Indra berada di daerah dekat pantai. Menghabiskan waktu di rumahnya, selagi menunggu beliau pulang kantor. Om Indra pulang dengan membawa suatu makanan yang dinamai Lontong Balapan. Mengapa dinamai Lontong balapan? Apa yang membedakan dengan lontong biasa? Menurut penjelasan om saya, dinamai begitu karena dahulu para pedagang balap-balapan jualan lontong di alun-alun setiap pagi. Lontong ini berkuah, dan ditambah sate kerang. Enak kok :)
A gift from my aunt :) So sweet kan (ini rainbow cake)
Berhubung istri Om Indra membuka butik online, tentu banyak barang dagangan di rumahnya. Lu’lu’ dan kakak saya, mbak Fath langsung tertarik membuka dagangannya. Tetapi akhir-akhirnya adanya untuk ukuran saya, sehingga akhirnya yang membeli baju itu saya. Ya emang rezeki kan berarti hehe. Lu’lu’ juga membeli sebuah rok jins. Sedangkan saya membeli baju kelelawar berwarna pink dan sejenis gamis jins dengan cardigan putih. Rencana kami selanjutnya adalah jembatan SURAMADU! Konon jembatan itu bisa berubah warna di malam hari. Dan sangat indah tentunya!
Unyu banget engga sih, Si Picanto melaju ditengah indahnya malam di Suramadu.

Mampir sebentar di ITC Surabaya. Lalu kami menuju kampong arab yang dari kemarin sudah di promosikan oleh Om Indra. Memasuki suatu gang kecil, lalu kami langsung disambut jejeran pedagang oleh-oleh haji dan lainnya yang berbau arab. Auf dan Amru membeli peci. Sungguh, adik saya lucu sekaliiii :3 Sedangkan Lu’lu’ membeli pacar kuku. Gang berisi jejeran pedagang ini berujung ke gerbang Masjid Sunan Ampel. Kami tiba disana saat malam hari.
Ini sipit apa ngantuk ya? Yang jelas Amru tetap lucu dengan peci barunya itu.

Banyak orang yang bertakziah ke makam Sunan Ampel, salah satu wali songo tersebut. Selanjutnya kami melihat makam Mbah Bolong. Dikenal Mbah Bolong konon katanya saat menentukan arah kiblat, ia menunjuk ke suatu tembok berlubang dan terlihat ka’bah di lubang tersebut. Wah wah ada ada saja ya. Selanjutnya kami dipandu ke makam Mbah Sholeh. Apa istimewanya? Terdapat satu makam utama dan 10 makam kecil lainnya yang berjejer dalam satu pagar. Konon ada seorang sholeh yang bernama Mbah Sholeh yang rajin membersihkan masjid. Ketika ia sudah meninggal, muncul orang yang sama persis muka dan sifatnya dengannya, bahkan dianggap seperti mati suri. Begitu seterusnya hingga ada 10 orang.
Makam Sunan Ampel
Puas berkeliling –dan sedikit salah kostum- kami melanjutkan perjalanan. Berhenti di pinggir jalan untuk mencicipi sate Surabaya. Dan adik adik saya pun merengek minta dibelikan kebab. Entah kebiasaan atau budaya, banyak sekali pengemis pada malam hari itu. Sekitar 40 menit disitu, kurang lebih 4 pengemis datang bergantian. Tak apa, karena itu kesempatan untuk berbagi, cumin risih ga sih didatangi seperti itu? Bahkan penampilan mereka pun tidak terlihat seperti orang tak mampu -__-

Akhirnya perjalanan sesungguhnya dimulai! Menyebrangi jembatan Suramadu J Sumpah, pada malam hari ini jembatan terlihat sangat amazing. Sayangnya saya tertidur saat itu L Tapi ada foto kenangannya koook. Adik saya sempat membeli baju batik tulis disana. Selesainya kami kembali ke hotel V3 tempat kami menginap.

Day 4 260612

Berberes di pagi hari kemudian kami check-out pada sekitar pukul 08.30 WIB. Sedona yang sudah dipakai selama 4 hari ini ternyata minta dibersihkan. Selagi menunggu Sedona kembali mengilap kami memesan soto ayam didekat bengkel tersebut. Om Indra mengatakan inilah soto Lamongan. Ya tak jauh beda dengan soto ayam biasa ternyata. Haha. Selesai makan dan mencuci mobil kami melanjutkan perjalanan menuju ddestinasi berikutnya yaitu Malang. Selain bertujuan untuk mengenal Jawa Timur dan jalur Islamisasi, orangtua saya juga bertujuan mengenalkan beberapa kampus untuk saya, karena tahun depan saya akan mulai kuliah. Amin. Kami melewati ITS dan UNAIR. Lalu perjalanan pun dilanjutkan. Perjalanan selanjutnya melewati Sidoarjo. Apa sih yang terbayang ketika mendengar kata ini? Ya, lumpur Lapindo. Ayah saya sengaja ingin memperlihatkan salah satu tragedy alam ini ke kami semua. Dengan menaiki undakan, kami melewati tanggul lumpur. Sampai diatas, tak ada pemandangan lain selain hamparan lumpur. Katanya luas luapan lumpur ini telah mencapai 1200 ha dan menenggelamkan 3 kecamatan. Wah. Lumpur ini terlihat padat tetapi ketka dicoba, ternyata batu saja tercemplung. Kami beruntung lewat sini ketika lumpur tidak panas dan meledak. Katanya jika lumpur ini sedang kambuh, api pun bisa muncul di jalan raya. Mengerikan.
Asap lumpur lapindo, terlihat indah padahal ini bencana alam.
Keluarga saya :) Serasa di tempat wisata.

Pada pukul 2 siang kami sampai di lingkungan kebun teh Wisata Agro Wonosari. Mengambil kunci rumah berisi 4 kamar itu. Lalu dilanjutkan makan siang di Restorannya. Wisata Agro ini berada di Lawang, bukan pusat kota Malang.
Asri banget lingkungannya, mirip mirip puncak.
woman in my fam, enjoy MALANG :)
Rumah tempat kami bermalam. Berada di tengah kebun teh, dan sejuk tentunya.
Oleh karena itu pada sore harinya kami berniat menjelajahi Kota Malang. Tujuan pertama, masih seperti sebelumnya, kami menuju UB (Universitas Brawijaya). Hanya berkeliling melihat beberapa fakultas. Ketika azan maghrib berkumandang, kami meninggalkan kampus tersebut.

UB di kala senja
 Selanjutnya Om saya merekomendasikan Republik Telo untuk didatangi. Disitu terdapat berbagai produk dari bahan dasar telo. Seperti es krim, bakpao, brownies, mie, dll. Dijual juga telo asli, sejenis umbi manis.

Anak anak ini pastinya suka eskrim. So do me :)
 Kami sendiri mencoba es krimnya. Tidak terasa telonya karena sudah diberi berbagai perasa. Produk yang dijual pun tak hanya telo, tapi banyak oleh-oleh khas Malang, seperti keripik apel, keripik tempe, dll. Tempat ini juga lumayan untuk didatangi kok J
 
Jus telo dan Brownies telo. Menggiurkan engga sih ._. 
Kami membeli yang ini sebagai bekal untuk perjalanan esoknya.
Kembali ke penginapan, kami sudah disambut oleh makan malam yang telah disiapkan. Makan dengan lahap, lalu kami segera beristirahat. Karena kami akan ke Bromo besok diniharinya.