Pages

Sunday, May 20, 2012

Identity

PROUD TO BE … MY SELF
Identity.
Identitas.
Setiap yang bernyawa memiliki identitas. Yang nyatanya, seenggaknya orang bisa bedain dia makhluk nyata or makhluk halus. Dia hewan, tumbuhan, atau insane? Ya, kita yang berakal inilah yang disebut Homo sapiens. Makhluk terkeren abad ini.
Coba lebih spesifik, gue tau gue Homo sapiens, yang pasti gue masih berumur 17 tahun, yang bisa dibilang masih remaja menjelang dewasa., gue pelajar yang rajin belajar –harus walau mungkin pernyataan ini tak selamanya benar-, gue beragama islam, atau orang bilang muslim, dan keluarga gue termasuk muslim yang taat, umi gue selalu menutup aurat, kakak cewek gue ngikutin tren, tapi masih cukup islami,. Dibilang alim? So what gitu lhoh.? Orang yang berilmu harusnya sangat tahu, alim itu berartiberilmu. Bukan orang yang menjaga agamanya dengan baik. Itu kalo di agama gue, dibilang muslim yang kaffah walau gue juga bukan penganut Islam yang ekstrem banget ituloh. Gue juga seorang putrid dari pasangan Ayah Umi yang sangat gue banggakan. Gue anak ke-2 dari 7 bersaudara. 7? 7? Hoi orang bilang itu bukan jumlah yang sedikit, right? KB aja hanya mengizinkan 2 anak. Tapi, ortu gue punya prinsipsendiri. Hei, prinsip! Prinsip itu murni individual dan tak bisa diganggu gugat. Gue bangga punya banyak saudara, gue sayang mereka, gue akan selalu sayang mereka. Jumlah banyak gak akan ngebuat gue minder atau apalah, anak banyak rizki juga banyak bukan? Oke itu menurut gue.
Lanjut, gue juga seorang siswi dari suatu MAN, MAN woi! Yang orang bilang kampungan, kurang beken dari SMAN, dll, tapi I am here, gue bangga sekolah disini, yang bisa dibilang boarding school, ingat boarding school, not pesantren. Hem emang Cuma beda tipis sih, tapi title disininya emang boarding school ya, dan gue bangga, gue bangga punya temen-temen pintar disini, gue bangga punya guru-guru kompeten dan setia, gue bangga dengan identitas yang sering tak dikenal ini.
Ini nih yang kadang nyebelin, kalo ditanya menjelang ulangan, “Lo udah belajar belum?” pasti banyak yang bilang “Belom nih, gue ketiduran” dll. Hei kalo udah belajar tinggal jawab udah aja sih, tapi hasil kan tetep Yang Diatas yang nentuin. Lo pengen dibilang belum belajar tapi hasil bagus, biar terkesan sakti gitu? Itu gak hebat tau ._. bagi gue. Ini juga, ada orang hobi baca quran di masjid, eh temennya yang pulang bilang, gue belum cukup alimbuat kayak dia, dll. Hei?! Lu bangga ga sih sama identitas lu sebagai muslim? Itu kewajiban lu juga tau. Oke gue terlalu sok suci untuk ngomong kayak gini, tapi gue juga berusaha untuk jadi orang ‘straight’ yang baik, yang lurus, dll. Tapi woi! Itu hal biasa, lo gap antes ngomong kayak gitu kalo ngaku seorang muslim. Itu identitas lu, tapi ga pernah bangga nyandangnya. Oke, ini opini gue, moga bisa menginspirasi someone disana. Sorry kalo nyelekit. END

My Beloved DAD


Dari semua orang yang pernah kujumpai, hanya sosok itu yang paling kupuja. Sangat kuidolakan.
Bagiku dia magnet
Bagiku kharismanya selalu menjadi suasana nyaman
Bagiku dia muara segala kebodohanku
Aku bisa menyebutnya ensiklopedi berjalan
Dia Mr. Google-ku, orang terhebatku, walau dia tak sampai S3
Dia penunjuk arah disaat aku tersesat, orang terperhatian
Dia hampir menjadi kiblatku ditengah zaman berglobalisasi ini
Dan dia berprinsip bagiku
Pemikirannya, ideologinya, rasional bagiku
Sikapnya berdasarkan akal
Tapi sisi religiusnya tak juga menjadi lenyap
Pilahannya selalu sesuai
Aku suka mendengarnya membaca kitab suci
Suaranya merdu
Ilmu agama, social, alamnya, semuanya stabil, sinkron
Dia memang bukan orang public
Aku bangga dia memilih menjadi orang dibalik layar
Karena semuanya beralasan, bukan karena tak percaya diri
Dia sosok sempurna bagiku
Walau aku tak akan memungkiri bahwa tak ada yang sempurna melainkan Dia yang diatas
YaTuhan, sungguh aku bangga mewarisi genetiknya
YaTuhan, aku selalu memohon padaMu, sungguh sungguh memohon
Berikan aku pasangan hidup sepertinya
Yang bisa membawaku ke jalanMu yang mulia. Amin
Sungguh, dia sosok paling kupuja, dan aku biasa memanggilnya AYAH