Bosan. Rasa manusiawi. Suatu ketika seseorang jengah dengan suatu rutinitas. Atau bahkan suatu hal yang baru dalam hidupnya.Itu wajar. Setiap kita punya selera. Punya harmoni dalam hidup. Yang hanya dimengerti diri sendiri. Seperti yang gue lakukan saat ini. Bosan akan rutinitas yang hanya itu-itu saja. Bangun tidur, sholat, sarapan, pergi ke sekolah, makan, sholat, belajar, tidur. Orang bilang banyak berorganisasi dapat membantu menciptakan irama baru dalam hidup ini. Terlebih di sekolah gue yang OSISnya bisa dibilang sangat sibuk. Tapi, ternyata gue juga BOSAN dengan hal itu. Berkecimpung dalam soal fisika untuk science competition Sonic Linguistic 2012, stress dalam menggalang dana untuk iCare2012, membangun imajinasi untuk ceremony Gakic, dan hal yang lain. Walau gue yakin sesaat lagi semua itu akan usai. Tapi gue BOSAN dengan segalanya itu.Ada lagi problema mengenai kebosanan? Ya tentu. Tak pernah kah lo merasakan lo balik ke kamar dan menemui orang-orang yang itu lagi? Menemui barang-barang yang itu lagi? Dan segala hal yang itu-itu lagi. Oke, teman. Sebagai makhluk boarding school, wajar kalau gue punya 4 orang temen kamar, yang juga itu-itu saja. Haha sori. Wajar, jika hanya basa basi semata yang terlintas dalam percakapan kami. Seharian bertemu di kelas, cukup untuk membicarakan banyak hal. Terlebih gue bukan orang yang akan langsung membuka semua hal ke semua orang. Cukup gue dan seorang lain yang tahu. Tapi itu semua –lagilagi- berbeda sekarang. Keputusan sang Ketua asrama meminta kami untuk merombak kamar, atau bahasanya kita diminta pindah kamar. Cukup 2 orang dari kamar itu. Tapi, ternyata itu cukup merubah sesuatu diantara kami. Setelah pindah kamar itu, ternyata mengalirlah pembicaraan hangat diantara kami. Mungkin benar kata Mbak Windy di buku Life traveller-nya, bahwa kita terkadang harus pergi, untuk melepas kehidupan kita sejenak. Terkadang, kita harus meninggalkan hubungan yang merenggang agar rasa rindu dan membutuhkan timbul. Terkadang kita benar-benar harus refreshing dari kepenatan seharian. (Thanks a lot for my roommate, Nurul sayang J)Terkadang kita harus meninggalkan hubungan yang merenggang agar rasa rindu dan membutuhkan timbul. Gue tandain khusus kalimat itu. Hem, berpikir sejenak. Kalau setelah ditunggu rasa itu tak pernah timbul, dan yang ada malah rasa sayang pun hilang, salah siapa coba?Sebenarnya ini gue terinspirasi dari kata-kata seorang sahabat gue, ceritanya dia tengah menjalin hubungan dengan seseorang, dan menemui suatu kebosanan itu. Ditambah tidak adanya komunikasi diantara mereka selang beberapa waktu yang lama. Nah terus dia sempet bilang, kurang lebih gini;“Kalo gue udah ga sayang dia, salah siapa coba? Ini semua sudah diatur oleh Yang maha membolak-balikkan hati hamba-Nya”Oke, dia cukup alim karena tidak melupakan andil Tuhan dalam hidupnya. Ya habis itu gue mikir juga sih. Iya juga ya, sesayang sayangnya kita sama orang lain, siapa yang tahu sih tahun depan, bulan depan, atau bahkan esok hari, apakah kita masih sayang sama orang itu? Oke yang gue maksud disini cinta. Bukan sayang.Jadi kalau ada yang –orang bilang- ga setia, sebenernya ini bukan murni maunya dia –mungkin-. Ya seenggaknya ada tangan-Nya yang ikut menentukan. Ya yang tadi gue bilang itu, rasa BOSAN, bisa datang kapan aja, percaya deh. Ya walaupun gue yakin, setiap orang juga punya resep sendiri-sendiri biar hubungannya awet, yang mana banyak yang bilang, hubungan itu butuh toleransi dan kejujuran. Terserah aja itumah. Beda juga kalau yang sudah berumah tangga, mereka memliki kisahnya masing-masing.Tapi kalau yang cinta para remaja muda, yang ga setia itu tuh gue udah gatau gimana solusinya. Secara, gue juga ga pernah menjalin suatu hubungan serius dengan seseorang. Tapi mau sharing dikit aja nih, tentang temen gue yang lain. Yang lelaki bisa dibilang cukup alim, sholeh, deelel. Temen gue cewek ceritanya. Nah, mereka itu saling suka tapi ga ada status resminya. Tapi si cowok, pernah ngomong gini coba,“Kalau kangen, coba aja kamu baca doá rabithah (doá perekat hati)”Ya asal kalian tau juga, doá rabithah ini termasuk doá kesukaan gue, kalau kalian maknai artinya, sumpah ini tuh cakep banget artinya. So sweet J kalau lagi baca doa ini, bayangkan orang yang lu sayang, bisa kekasih, orangtua, sahabat, saudara, dll.
Ya ini dia doanya;
اللهم اِنّكَ تَعْلَم اَنّ هَذِهِ القُلُوبَ قَدِ اجْتَمَعَتْ عَلَى مَحَبَّتِكَ وَالْتَقَتْ عَلَى طَاعَتِكَ وَتَوَحَّدَتْ عَلَى نُصْرَةِ شَرِيعَتِكَ فَوَثِّقِ اللهمَ رَابِطَتَهَا وَاَدِمْ وُدَّهَا وَاهْدِهَا سُبُلَهَا وَامْلَئَهَا بِنُوْرِكَ الَّذِي لا يَخْبُو وَاشْرَحْ صُدُورَهَا بِفَيْضِ الاِيمَانِ بِكَ وَجَمِيلِ التَوَكُّلِ عَلَيْكَ وَاحْيِهَا اللهم عَلَى دِينِكَ وَاَمِتْهَا عَلَى الشَهَادَةِ فِي سَبِيْلِكَ اِنَّكَ نِعْمَ المَوْلَى وَنِعْمَ النَصِيْرِِ
Ya Allah,
Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta padaMu,
telah berjumpa dalam taat padaMu,
telah bersatu dalam dakwah padaMu,
telah berpadu dalam membela syari’atMu.
Kukuhkanlah, ya Allah, ikatannya.
Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya.
Penuhilah hati-hati ini dengan nur cahayaMu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepadaMu dan
keindahan bertawakkal kepadaMu.
Nyalakanlah hati kami dengan berma’rifat padaMu.
Matikanlah kami dalam syahid di jalanMu.
Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Ya Allah. Amin. Sampaikanlah kesejahteraan, ya Allah, pada junjungan kami, Muhammad, keluarga dan sahabat-sahabatnya dan limpahkanlah kepada mereka keselamatan.